Lompat ke konten

UNDA University

PENINGKATAN KASUS COVID-19 DAN PENERAPAN PPKM

SAAT INI KITA WAJIB PATUHI PROTOKOL KESEHATAN SAAT INI

SEMOGA WABAH VIRUS INI SECEPATNYA MENGHILANG DI NEGERI INI

Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menegaskan, pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan langkah cepat pemerintah menekan kasus penularan Covid-19. Hal itu meliputi penyekatan sejumlah titik dan pengetatan terhadap aktivitas pelaku perjalanan.

“Saya menghimbau kepada masyarakat Kalteng agar dapat menahan diri dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan covid-19, demi keselamatan kita semua,” ujarnya, Minggu (11/7) kemarin.

Tingginya kasus penularan Covid-19 yang terjadi belakangan ini membuat pengawasan PPKM ini tidak hanya difokuskan pada perkotaan. Namun dalam pelaksanaannya pemerintah mengoptimalkan posko penanganan di tingkat desa dan kelurahan, yang diharapkan mampu menjadi jalan menekan angka penularan di semua lini.

“Sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan kemarin, tentang perpanjangan pemberlakuan PPKM berbasis mikro akan dioptimalkan posko penanganan Covid-19 tingkat desa, dan berlaku sampai dengan 20 Juli,” imbuh Sugianto.

Ia melanjutkan, selain percepatan vasinasi, PPKM berbasis mikro yang menjadi salah satu bagian protokol kesehatan ini dianggap efektif dalam menekan angka penularan. Tentu dengan dibatasinya aktivitas masyarakat, membuat potensi kerumunan dan interaksi menjadi berkurang dan berdampak baik terhadap upaya menekan kasus.

“Hanya ada dua untuk menekan Covid-19, satu laksanakan protokol kesehatan dengan baik, kedua menyukseskan vaksinasi,” tambahnya.

Tidak hanya itu, dijelaskannya PPKM ini juga bertujuan mempercepat pemulihan kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi. Oleh sebab itu, Sugianto berharap edukasi terkait bahaya covid-19 yang telah dilakukan oleh pemerintah bisa didukung sepenuhnya.

Sumber (https://www.radarsampit.com/berita/ppkm-langkah-cepat-atasi-covid-19.html)

BAHAYA COVID-19

Covid-19 atau Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.

Apakah Ada Vaksin, Obat, atau Perawatan Untuk COVID-19?

Meskipun beberapa pengobatan barat, tradisional, maupun buatan rumahan dapat meringankan dan mengurangi gejala ringan COVID-19, tidak ada obat yang terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19. WHO tidak merekomendasikan tindakan mengobati diri sendiri dengan obat apa pun, termasuk antibiotik, untuk mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Namun, beberapa uji klinis sedang berlangsung atas obat-obatan barat maupun tradisional. WHO sedang mengoordinasikan upaya-upaya pengembangan vaksin dan obat untuk mencegah dan mengobati COVID-19 dan akan terus memberikan informasi terbaru seiring tersedianya temuan klinis. Cara efektif untuk melindungi Anda dan orang lain dari COVID-19 adalah:

  • Cuci tangan dengan teratur dan menyeluruh
  • Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
  • Jalankan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu. Jika menggunakan tisu, segera buang setelah digunakan dan cuci tangan.
  • Jaga jarak fisik dengan orang lain setidaknya 1 meter

Bagaimana Penyebaran Virus Corona?

Peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi disebabkan oleh bagaimana cara virus tersebut menyebar. Melansir dari WHO, virus COVID-19 dapat menyebar melalui beberapa cara berikut:

  1. Melalui Droplet
    Droplet adalah cairan atau percikan air yang keluar dari saluran pernapasan ketika seseorang batuk maupun bersin. Risiko penularan virus COVID-19 melalui droplet akan meningkat drastis apabila seseorang tidak mengenakan masker. Namun ternyata, droplet tidak hanya sebatas cairan yang dikeluarkan ketika bersin atau batuk, melainkan juga ketika berbicara, bernyanyi, maupun tertawa.
  2. Melalui Kontak Fisik
    Kontak fisik seperti berjabat tangan adalah salah satu media penularan COVID-19, karena kita tidak pernah tahu ada berapa banyak kuman, virus, maupun bakteri ditangan kita dan lawan bicara. Makanya, sebisa mungkin hindari kontak fisik secara langsung.
  3. Melalui Permukaan yang Terkontaminasi
    Penularan virus COVID-19 bisa terjadi saat seseorang menyentuh barang yang mungkin saja sudah terkontaminasi oleh droplet orang lain. Lalu, virus tersebut berpindah ke hidung, mulut, atau mata dari sentuhan barang yang terkontaminasi tadi.

    Inilah alasan pentingnya kita harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir setelah melakukan aktivitas apapun, termasuk menyentuh barang meski hanya sebentar saja.

    Jika sedang di perjalanan, alangkah baiknya kamu persiapkan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% dan tisu basah khusus untuk membunuh kuman, bakteri, serta virus di tangan. Jangan lupa membawa disinfektan untuk membersihkan barang yang kamu bawa, ya!.
  4. Ruangan dengan Ventilasi Buruk
    Ruangan tertutup dengan ventilasi yang kurang baik menjadi tempat nyaman untuk penyebaran virus. Virus COVID-19 dapat menyebar secara cepat apabila seseorang terlalu lama berada di dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk. Maka dari itu, bukalah jendela ruangan dan biarkan udara segar memenuhi ruangan untuk mengurangi risiko penularan.
  5. Tempat Ramai
    Menghindari tempat ramai menjadi satu dari sekian banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi penularan. Tempat yang dipenuhi oleh orang-orang berisiko tinggi karena dapat memungkinkan terjadinya sentuhan fisik atau droplet yang beterbangan.

    Menjaga jarak minimal 1 meter adalah langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan ketika sedang berada dalam situasi yang ramai.

Apa yang sebaiknya saya lakukan jika saya berkontak erat dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19?

Jika Anda telah berkontak erat dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19 maka Anda kemungkinan akan terinfeksi. Kontak erat berarti tinggal atau berada dalam jarak kurang dari 1 meter dari orang yang terinfeksi COVID-19. Jika demikian, sangat disarankan untuk tidak meninggalkan rumah. Namun, jika Anda tinggal di daerah di mana terdapat kasus malaria atau demam berdarah, maka penting untuk tidak mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, dan jangan menyentuh permukaan dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak untuk mematuhi nasihat ini. Jika Anda tidak tinggal di daerah di mana terdapat kasus malaria atau demam berdarah, lakukanlah hal-hal berikut:

  • Jika Anda sakit, meskipun gejalanya sangat ringan, Anda harus melakukan isolasi mandiri.
  • Meskipun Anda tidak menyadari telah terpajan COVID-19 dan mengalami gejala, lakukan isolasi mandiri dan pantau diri Anda.
  • Anda lebih mungkin menginfeksi orang lain pada tahap awal penyakit meskipun gejala Anda ringan; oleh karena itu isolasi mandiri sangatlah penting.
  • Jika Anda tidak memiliki gejala, tetapi telah terpajan orang yang terinfeksi, lakukan karantina mandiri selama 14 hari.